Mengenal Model AIDA dalam Strategi Pemasaran
Banyuwangi, 2025 —
Di dunia pemasaran, strategi yang terstruktur adalah kunci untuk mengubah calon pelanggan menjadi pembeli setia. Salah satu kerangka kerja yang paling fundamental dan telah teruji waktu adalah model AIDA. AIDA adalah akronim dari Awareness, Interest, Desire, dan Action. Model ini menggambarkan tahapan psikologis yang dilalui konsumen sebelum akhirnya membuat keputusan untuk membeli atau berinteraksi dengan suatu produk atau layanan.
Tahap 1: Awareness (Kesadaran)
Tahap pertama dalam model AIDA adalah Awareness. Pada fase ini, tujuan utama marketer adalah menciptakan kesadaran atau pengetahuan tentang keberadaan suatu merek, produk, atau layanan. Calon pelanggan mungkin belum tahu bahwa mereka memiliki masalah yang bisa diselesaikan oleh produk Anda. Oleh karena itu, tugas Anda adalah memperkenalkan diri. Media yang digunakan pada tahap ini sangat beragam, mulai dari iklan televisi, kampanye media sosial, SEO, hingga publikasi di media massa. Konten yang efektif pada tahap ini bersifat informatif dan menarik, bertujuan untuk “menarik perhatian” audiens yang lebih luas. Misalnya, sebuah startup baru yang meluncurkan aplikasi pengelola keuangan mungkin akan menjalankan iklan di YouTube yang menunjukkan betapa mudahnya melacak pengeluaran, sehingga audiens yang melihatnya menyadari bahwa ada solusi untuk masalah mereka.
Tahap 2: Interest (Minat)
Setelah audiens menyadari keberadaan merek Anda, langkah selanjutnya adalah membangkitkan Interest atau minat mereka. Tahap ini berfokus pada penyampaian informasi yang lebih rinci dan relevan, yang bisa memicu rasa ingin tahu. Konten pada tahap ini tidak lagi hanya sekadar memperkenalkan, tetapi juga mulai mengedukasi audiens tentang fitur, manfaat, dan nilai unik dari produk Anda. Contohnya, jika Anda menjual produk perawatan kulit, setelah audiens melihat iklan awal (Awareness), Anda bisa menyediakan artikel blog tentang “lima bahan alami terbaik untuk kulit berjerawat” atau video tutorial tentang cara menggunakan produk Anda. Tujuannya adalah membuat audiens secara sukarela mencari tahu lebih banyak dan merasa bahwa produk Anda layak untuk dipertimbangkan.
Tahap 3: Desire (Keinginan)
Pada tahap Desire, minat yang sudah terbangun harus diubah menjadi keinginan yang kuat untuk memiliki produk Anda. Di sini, pemasaran harus lebih persuasif dan emosional. Tunjukkan bagaimana produk atau layanan Anda dapat menyelesaikan masalah mereka, memenuhi kebutuhan, atau bahkan meningkatkan kualitas hidup mereka. Strategi yang efektif di tahap ini termasuk testimonial dari pelanggan yang puas, studi kasus, demo produk yang meyakinkan, atau penawaran eksklusif. Misalnya, setelah seseorang tertarik dengan mobil listrik, Anda bisa mengirimkan email dengan testimonial dari pengguna yang menceritakan pengalaman mereka tentang hematnya biaya operasional dan betapa nyamannya mengendarai mobil tersebut. Tujuannya adalah untuk menciptakan koneksi emosional yang membuat calon pelanggan berpikir, “Saya benar-benar menginginkan ini.”
Tahap 4: Action (Tindakan)
Tahap terakhir, Action, adalah puncak dari seluruh proses. Ini adalah saat di mana calon pelanggan mengambil tindakan yang diinginkan—biasanya melakukan pembelian. Namun, tindakan ini bisa juga berupa pendaftaran newsletter, mengunduh e-book, atau mengisi formulir kontak. Tugas Anda pada tahap ini adalah memfasilitasi tindakan tersebut dengan menghilangkan segala hambatan yang ada. Ini bisa berupa tombol call-to-action (CTA) yang jelas, proses checkout yang mudah, penawaran diskon terbatas, atau garansi uang kembali. Jika semua tahapan sebelumnya berjalan dengan baik, tahap Action akan menjadi hasil yang alami. Model AIDA memberikan panduan yang jelas bagi para pemasar untuk merancang kampanye yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga secara bertahap memandu audiens menuju tujuan akhir: konversi.
Baca Juga
Masa Depan Link Building
Masa...
Apa Itu Link Building?
Apa Itu...
Strategi Content Marketing B2B Berdasarkan Siklus Penjualan
Strategi...
